Sandiaga Uno dikenal luas sebagai pengusaha muda sukses yang 'lahir' sesudah masa Reformasi. Kendati demikian, Sandi mengaku tak disiapkan menjadi pengusaha oleh orang tuanya. Orang tua Sandi lebih suka bila anaknya menjadi pekerja kantoran ketimbang menjadi pengusaha. "Menjadi pengusaha adalah pilihan terakhir" adalah kutipan terkenal dari Sandi yang pernah didaulat sebagai orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia.
Sandi memulai bekerja pascalulus kuliah sarjana dari Wichita State University di Bank Summa pada tahun 1990. Ia mendapat kepercayaan dari William Soeryadjaja menjadi perintis Grup Astra. Baginya, Om William (William Soeryadjaja-red) adalah gurunya. Pada masa tersebut Ia sering berdiskusi berjam-jam membicarakan bisnis. Sandi sangat salut dengan jiwa wirausaha dari William Soeryadjaja.
Pada tahun 1993, Sandi bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi bersamaan di MP Holding Limited Group yang dimulai pada tahun 1994. Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat sebagai Executive Vice President. Namun krisis moneter pada akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.
Pada masa sulit tersebut, Sandi pulang ke Indonesia. Sempat menganggur, namun akhirnya Sandi menemukan jalannya sebagai pengusaha. Pada tahun 1997 itulah, Ia mendirikan perusahaan penasihat keuangan PT Recapital Advisors bersama dengan teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani. Setelah itu ia mendirikan Saratoga Capital, sebuah perusahaan yang didirikan bersama Edwin Soeryadjaja pada tahun 1998,berkonsentrasi pada bidang sumber daya alam dan infrastruktur.